Sabtu, 11 Desember 2010
Unek-unek dari SMA Babussalam
TIM Mata Angin telah kembali ke Jakarta namun kami tidak sempat bertemu..... kami baru tahu setelah sembilan jam TIM meninggalkan kota Benteng. Lain kali jalan-jalan juga ke sekolah kami di SMA Babussalam.
Minggu, 28 November 2010
Menanam 1 Milyar Pohon
Telah dicanangkan penanaman pohon di Indonesia..... Trus kapan Terumbu Karang mendapatkan perhatian yang sama..!?
Jumat, 26 November 2010
Renunganku
Kemarin ada upacara peringatan Hari Guru dan Hari Ulang Tahun Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yang ke-65. Hujan pagi itu belum juga berhenti sementara jam telah menunjukkan waktu pukul 09.00. Akhirnya, tepat pukul 09.10 setelah hujan reda maka upacara pun dimulai. Pelaksanaannya begitu sederhana namun penuh khidmat, lebih-lebih setelah kelompok paduan suara menyanyikan lagu Hymne Guru yang baru yang tidak lagi menggunakan lirik pahlawan tanpa tanda jasa. Lalu dilanjutkan dengan lagu Terima Kasihku dan diakhiri dengan lagu Syukur.
Setelah upacara selesai, di benak aku masih berkecamuk beberapa hal; yang pertama, adalah akankah kita semakin profesional seperti harapan Menteri Pendidikan Nasional melalui pidato seragamnya yang dibacakan oleh Camat Bontoharu; yang kedua, adakah semua orang berpendapat bahwa penghasilan guru kurang mencukupi atau kita hanya kurang bersyukur; yang ketiga, seberapa pedulikah rekan guru untuk mengupayakan peningkatan SDM anak didiknya; dan yang keempat, akankah kita mencapai tujuan akhir pendidikan nasional kita yaitu mewujudkan manusia Indonesia yang seutuhnya?
Akhirnya, mewakili murid, pelajar, siswa, dan mahasiswa, aku mau mengucapkan Selamat Ulang Tahun PGRI, jayalah selalu dan teruslah berkarya mencetak generasi yang handal dan dapat mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia.
Pantai Baloiya Selayar
Inilah Gambar Adinda dan Anandaku yang lagi piknik di Pantai Baloiya Selayar, kurang lebih 10 Km ke arah Selatan Kota Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar
Anandaku beserta teman-temannya di pinggir pantai
Anandaku beserta teman-temannya di pinggir pantai
Kamis, 18 November 2010
Pantai Timur Selayar
KETERANGAN PHOTO
Lokasi: Pantai Timur Selayar
Pantai Timur Selayar (PTS) merupakan pantai berteluk dan berkarang.
Pantai-pantai di bagian timur pulau Selayar tersebut umumnya berpasir
hitam pekat, beberapa pantai berpasir putih, dan ada juga yang agak buram.
Dusun yang ada disepanjang pantai hanya ada dua dusun resmi, yang lain
merupakan kumpulan rumah yang baru muncul akibat dibukanya jalan raya.
PTS akan semakin ramai di masa-masa yang akan datang. Pencemaran laut,
perusakan Terumbu Karang dan pertanian berpindah akan semakin meningkat.
Waktu pemotretan: Bulan Februari 1997.
NURBING
Senin, 15 November 2010
15 Tahun di Sinjai Barat
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Mengawali sepatah kata dari saya, izinkanlah saya bercerita sedikit. Hari itu, Ahad… 27 November 1994. Berbekal petunjuk singkat bahwa mobil jurusan Manipi parkir di Sunggguminasa jalan poros ke Malino mobilnya warna merah milik Puang Hasan, aku pun berangkat ke sana dengan sebuah tujuan ke SMA Negeri 1 Sinjai Barat.
Jalanan saat itu belumlah semulus sekarang. Aspal butas baru sampai di depan lokasi Pabrik Kertas Gowa dulu. Selebihnya aspal seadanya dan beberapa bagian di beberapa tempat telah bercampur dengan tanah yang muncul dari dasar jalanan.
Suasana di atas mobil agak penuh karena hanya mobil itu yang menuju ke Manipi hari itu. Setelah perjalanan yang melelahkan selama kurang lebih enam jam maka mobil pun tiba di wilayah Tassililu pukul 15.10. Saya tidak tahu harus turun dimana karena jam sekolah telah usai.
Setelah minta pertimbangan ke penumpang lain maka saya turunlah di perempatan sebelah timur gedung KUD Tassililu. Aku pun menuju sebuah rumah yang ditinggali Kepala SMA Negeri 1 Sinjai Barat berdasarkan petunjuk beberapa penumpang. Namun, Pak Ilyas Lallu, BA. selaku Kepsek saat itu sudah tidak tinggal di situ. Beliau pindah ke perumahan Kantor Dinas Pendidikan Sinjai Barat di dekat SDN 87.
Akhirnya, saya harus bertanya arah kemana yang harus saya tuju. Dengan menenteng koper yang lumayan besar, saya menuju ke rumah Pak Ilyas dengan ditemani seorang gadis kecil, entah saat itu dia sudah bersekolah atau belum tapi dia masih sangat kecil. Makasih banyak ‘Adek’, sekaligus maaf karena sampai saat ini saya tidak pernah tahu tentang gadis kecil yang dulu mengantarkan saya ke rumah Pak Ilyas.
Setelah menemui Pak Ilyas dan bertemu dengan salah seorang guru maka malam itu saya menginap di rumah Pak Mustakim (Wajo). Tidur di sebuah tempat tidur, maaf bukan ranjang karena kakinya ada dua puluh empat semua. Tempat tidur terdiri atas enam bangku dijajar lalu digelar kasur di atasnya. Tadi malam sebelum kami tidur, kami menghadiri sebuah acara syukuran di rumahnya P. Dindung sampai pukul 22.00.
Keesokan harinya, setelah mandi dan sarapan kami menuju SMA Negeri 1 Sinjai Barat. Dari kejauhan gedungnya telah kelihatan dan itulah yang membuat saya jatuh hati untuk pertama kalinya terhadap sebuah sekolah dan terhadap sebuah suasana alam yang begitu menawan. Walaupun suhu sangat dingin untuk ukuran saya yang berasal dari daerah pantai.
Itulah sekelumit kisah pada awal kedatangan saya, sedangkan mulainya aktif mengajar yaitu pada tanggal 5 Desember 1994.
Lembah Sunyi, itulah kesan pertama yang menyelinap dalam kalbuku yang paling dalam sesaat setelah saya menginjakkan kaki di bumi Tassililu, kec. Sinjai Barat, kab. Sinjai. Lembah yang mengantarkan saya ke dalam sebuah pabrik pembentuk kepribadian. Gunung yang menjulangkan saya ke sebuah obsesi tanpa batas namun harus kumulai dari dasar jurangnya yang paling curam.
Kini, setelah kurang lebih lima belas tahun, setelah menapak sejak pijakan pertama dari dasar jurangnya maka sekarang telah mulai penanjakan dari kaki gunung yang paling tinggi, yaitu tantangan. Saat yang paling mengharuskan bagi saya, bagi saudara-saudara, bagi anak-anakku, dan bagi semua masyarakat Sinjai Barat untuk lebih bersemangat dan lebih menyiapkan fisik untuk tantangan yang sebenarnya.
Kita perlu bersatu dan saling membantu untuk mewujudkan generasi kita ke depan sebagai generasi yang mumpuni dan dapat bersaing di segala bidang. Seperti kata Bung Karno; Jangan sampai kita malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan karena kalau hal itu terjadi maka kita tidak akan pernah bertemu dengan kemajuan, selangkah pun.
Saya teringat dengan kata-kata William Feather bahwa cara untuk menjadi di depan adalah memulainya dari sekarang, tahun depan Anda akan tahu banyak hal yang sekarang Anda tidak ketahui dan Anda tidak akan mengetahui masa depan jika Anda menunggu-nunggu.
Kenapa demikian? Itu karena orang-orang hebat di bidang apapun, bukan bekerja karena mereka terinspirasi tetapi mereka menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka bekerja. Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk menunggu inspirasi, kata Ernest Newman.
Kata pepatah, Dimana Ada Pertemuan maka di Situ akan Ada Perpisahan. Walau ini hari bukanlah awal pertemuan kita namun saya merasa bahwa baru ini hari kita mulai bertemu dan saya berharap ini hari bukanlah perpisahan kita namun kita baru akan memulai pertemuan-pertemuan selanjutnya walau mungkin di tempat dan suasana yang berbeda.
Melalui kesempatan kali ini, saya mewakili keluarga saya, memohon maaf yang sebesar-besarnya dan sedalam-dalamnya atas apa yang pernah kami katakan, atas apa yang pernah kami perlihatkan, dan yang pernah kami perbuat, baik yang kami sengaja atau yang tidak kami sengaja, bilamana hal itu menimbulkan ketidaksenangan, menimbulkan kejengkelan, menimbulkan kebencian, atau bahkan menimbulkan kemarahan bagi saudara-saudara, bagi anak-anakku, dan bagi semua masyarakat di Kec. Sinjai Barat maka maafkanlah kami.
Secara pribadi, saya pun ingin menyampaikan bahwa hanya ini yang dapat kami lakukan, belumlah ada yang dapat kami perbuat dengan segudang keterbatasan dari secuil pengetahuan yang kami miliki. Saya hanya berharap bahwa sekiranya ada sesuatu yang baik dari kami, maka kami titipkan semua di sini. Namun sekiranya ada sesuatu yang kurang baik dari kami, maka biarlah hal itu kami bawa kembali untuk diperbaiki di kampung halaman kami.
Terlalu banyak kenangan yang telah terukir di sini sampai tangan kami tak mampu untuk menuliskan semuanya, bahkan untuk sekadar melisankannya pun sudah membuat lidah kami keluh. Terima kasih atas semuanya dan terima kasih atas segala bantuannya, kami tak bisa memberikan apa-apa kecuali mendoakan agar mendapat Ridha dari Allah SWT. Amin.
Selamat tinggal anak-anakku, selamat tinggal saudara-saudaraku, selamat tinggal semuanya. Wabillahi Taufik Wal Hidayah Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Mengawali sepatah kata dari saya, izinkanlah saya bercerita sedikit. Hari itu, Ahad… 27 November 1994. Berbekal petunjuk singkat bahwa mobil jurusan Manipi parkir di Sunggguminasa jalan poros ke Malino mobilnya warna merah milik Puang Hasan, aku pun berangkat ke sana dengan sebuah tujuan ke SMA Negeri 1 Sinjai Barat.
Jalanan saat itu belumlah semulus sekarang. Aspal butas baru sampai di depan lokasi Pabrik Kertas Gowa dulu. Selebihnya aspal seadanya dan beberapa bagian di beberapa tempat telah bercampur dengan tanah yang muncul dari dasar jalanan.
Suasana di atas mobil agak penuh karena hanya mobil itu yang menuju ke Manipi hari itu. Setelah perjalanan yang melelahkan selama kurang lebih enam jam maka mobil pun tiba di wilayah Tassililu pukul 15.10. Saya tidak tahu harus turun dimana karena jam sekolah telah usai.
Setelah minta pertimbangan ke penumpang lain maka saya turunlah di perempatan sebelah timur gedung KUD Tassililu. Aku pun menuju sebuah rumah yang ditinggali Kepala SMA Negeri 1 Sinjai Barat berdasarkan petunjuk beberapa penumpang. Namun, Pak Ilyas Lallu, BA. selaku Kepsek saat itu sudah tidak tinggal di situ. Beliau pindah ke perumahan Kantor Dinas Pendidikan Sinjai Barat di dekat SDN 87.
Akhirnya, saya harus bertanya arah kemana yang harus saya tuju. Dengan menenteng koper yang lumayan besar, saya menuju ke rumah Pak Ilyas dengan ditemani seorang gadis kecil, entah saat itu dia sudah bersekolah atau belum tapi dia masih sangat kecil. Makasih banyak ‘Adek’, sekaligus maaf karena sampai saat ini saya tidak pernah tahu tentang gadis kecil yang dulu mengantarkan saya ke rumah Pak Ilyas.
Setelah menemui Pak Ilyas dan bertemu dengan salah seorang guru maka malam itu saya menginap di rumah Pak Mustakim (Wajo). Tidur di sebuah tempat tidur, maaf bukan ranjang karena kakinya ada dua puluh empat semua. Tempat tidur terdiri atas enam bangku dijajar lalu digelar kasur di atasnya. Tadi malam sebelum kami tidur, kami menghadiri sebuah acara syukuran di rumahnya P. Dindung sampai pukul 22.00.
Keesokan harinya, setelah mandi dan sarapan kami menuju SMA Negeri 1 Sinjai Barat. Dari kejauhan gedungnya telah kelihatan dan itulah yang membuat saya jatuh hati untuk pertama kalinya terhadap sebuah sekolah dan terhadap sebuah suasana alam yang begitu menawan. Walaupun suhu sangat dingin untuk ukuran saya yang berasal dari daerah pantai.
Itulah sekelumit kisah pada awal kedatangan saya, sedangkan mulainya aktif mengajar yaitu pada tanggal 5 Desember 1994.
Lembah Sunyi, itulah kesan pertama yang menyelinap dalam kalbuku yang paling dalam sesaat setelah saya menginjakkan kaki di bumi Tassililu, kec. Sinjai Barat, kab. Sinjai. Lembah yang mengantarkan saya ke dalam sebuah pabrik pembentuk kepribadian. Gunung yang menjulangkan saya ke sebuah obsesi tanpa batas namun harus kumulai dari dasar jurangnya yang paling curam.
Kini, setelah kurang lebih lima belas tahun, setelah menapak sejak pijakan pertama dari dasar jurangnya maka sekarang telah mulai penanjakan dari kaki gunung yang paling tinggi, yaitu tantangan. Saat yang paling mengharuskan bagi saya, bagi saudara-saudara, bagi anak-anakku, dan bagi semua masyarakat Sinjai Barat untuk lebih bersemangat dan lebih menyiapkan fisik untuk tantangan yang sebenarnya.
Kita perlu bersatu dan saling membantu untuk mewujudkan generasi kita ke depan sebagai generasi yang mumpuni dan dapat bersaing di segala bidang. Seperti kata Bung Karno; Jangan sampai kita malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan karena kalau hal itu terjadi maka kita tidak akan pernah bertemu dengan kemajuan, selangkah pun.
Saya teringat dengan kata-kata William Feather bahwa cara untuk menjadi di depan adalah memulainya dari sekarang, tahun depan Anda akan tahu banyak hal yang sekarang Anda tidak ketahui dan Anda tidak akan mengetahui masa depan jika Anda menunggu-nunggu.
Kenapa demikian? Itu karena orang-orang hebat di bidang apapun, bukan bekerja karena mereka terinspirasi tetapi mereka menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka bekerja. Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk menunggu inspirasi, kata Ernest Newman.
Kata pepatah, Dimana Ada Pertemuan maka di Situ akan Ada Perpisahan. Walau ini hari bukanlah awal pertemuan kita namun saya merasa bahwa baru ini hari kita mulai bertemu dan saya berharap ini hari bukanlah perpisahan kita namun kita baru akan memulai pertemuan-pertemuan selanjutnya walau mungkin di tempat dan suasana yang berbeda.
Melalui kesempatan kali ini, saya mewakili keluarga saya, memohon maaf yang sebesar-besarnya dan sedalam-dalamnya atas apa yang pernah kami katakan, atas apa yang pernah kami perlihatkan, dan yang pernah kami perbuat, baik yang kami sengaja atau yang tidak kami sengaja, bilamana hal itu menimbulkan ketidaksenangan, menimbulkan kejengkelan, menimbulkan kebencian, atau bahkan menimbulkan kemarahan bagi saudara-saudara, bagi anak-anakku, dan bagi semua masyarakat di Kec. Sinjai Barat maka maafkanlah kami.
Secara pribadi, saya pun ingin menyampaikan bahwa hanya ini yang dapat kami lakukan, belumlah ada yang dapat kami perbuat dengan segudang keterbatasan dari secuil pengetahuan yang kami miliki. Saya hanya berharap bahwa sekiranya ada sesuatu yang baik dari kami, maka kami titipkan semua di sini. Namun sekiranya ada sesuatu yang kurang baik dari kami, maka biarlah hal itu kami bawa kembali untuk diperbaiki di kampung halaman kami.
Terlalu banyak kenangan yang telah terukir di sini sampai tangan kami tak mampu untuk menuliskan semuanya, bahkan untuk sekadar melisankannya pun sudah membuat lidah kami keluh. Terima kasih atas semuanya dan terima kasih atas segala bantuannya, kami tak bisa memberikan apa-apa kecuali mendoakan agar mendapat Ridha dari Allah SWT. Amin.
Selamat tinggal anak-anakku, selamat tinggal saudara-saudaraku, selamat tinggal semuanya. Wabillahi Taufik Wal Hidayah Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Rabu, 10 November 2010
Selayar
Sebagai daerah kepulauan, kabupaten kepulauan selayar seharusnya dapat mengoptimalkan potensi lautnya. Untuk dapat mengoptimalkan hal tersebut maka SDMnya pun harus ditingkatkan... Nah, mulailah dari SEKOLAH dan GURU tentunya.
Ananda Tercinta
Namanya: Nadya Muthmainnah
Lahir di Makassar
Pada tanggal 06 Agustus 2004
Sekarang sudah sekolah di SD kelas 1
Langganan:
Postingan (Atom)