Senin, 15 November 2010

15 Tahun di Sinjai Barat

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Mengawali sepatah kata dari saya, izinkanlah saya bercerita sedikit. Hari itu, Ahad… 27 November 1994. Berbekal petunjuk singkat bahwa mobil jurusan Manipi parkir di Sunggguminasa jalan poros ke Malino mobilnya warna merah milik Puang Hasan, aku pun berangkat ke sana dengan sebuah tujuan ke SMA Negeri 1 Sinjai Barat.
Jalanan saat itu belumlah semulus sekarang. Aspal butas baru sampai di depan lokasi Pabrik Kertas Gowa dulu. Selebihnya aspal seadanya dan beberapa bagian di beberapa tempat telah bercampur dengan tanah yang muncul dari dasar jalanan.
Suasana di atas mobil agak penuh karena hanya mobil itu yang menuju ke Manipi hari itu. Setelah perjalanan yang melelahkan selama kurang lebih enam jam maka mobil pun tiba di wilayah Tassililu pukul 15.10. Saya tidak tahu harus turun dimana karena jam sekolah telah usai.
Setelah minta pertimbangan ke penumpang lain maka saya turunlah di perempatan sebelah timur gedung KUD Tassililu. Aku pun menuju sebuah rumah yang ditinggali Kepala SMA Negeri 1 Sinjai Barat berdasarkan petunjuk beberapa penumpang. Namun, Pak Ilyas Lallu, BA. selaku Kepsek saat itu sudah tidak tinggal di situ. Beliau pindah ke perumahan Kantor Dinas Pendidikan Sinjai Barat di dekat SDN 87.
Akhirnya, saya harus bertanya arah kemana yang harus saya tuju. Dengan menenteng koper yang lumayan besar, saya menuju ke rumah Pak Ilyas dengan ditemani seorang gadis kecil, entah saat itu dia sudah bersekolah atau belum tapi dia masih sangat kecil. Makasih banyak ‘Adek’, sekaligus maaf karena sampai saat ini saya tidak pernah tahu tentang gadis kecil yang dulu mengantarkan saya ke rumah Pak Ilyas.
Setelah menemui Pak Ilyas dan bertemu dengan salah seorang guru maka malam itu saya menginap di rumah Pak Mustakim (Wajo). Tidur di sebuah tempat tidur, maaf bukan ranjang karena kakinya ada dua puluh empat semua. Tempat tidur terdiri atas enam bangku dijajar lalu digelar kasur di atasnya. Tadi malam sebelum kami tidur, kami menghadiri sebuah acara syukuran di rumahnya P. Dindung sampai pukul 22.00.
Keesokan harinya, setelah mandi dan sarapan kami menuju SMA Negeri 1 Sinjai Barat. Dari kejauhan gedungnya telah kelihatan dan itulah yang membuat saya jatuh hati untuk pertama kalinya terhadap sebuah sekolah dan terhadap sebuah suasana alam yang begitu menawan. Walaupun suhu sangat dingin untuk ukuran saya yang berasal dari daerah pantai.
Itulah sekelumit kisah pada awal kedatangan saya, sedangkan mulainya aktif mengajar yaitu pada tanggal 5 Desember 1994.
Lembah Sunyi, itulah kesan pertama yang menyelinap dalam kalbuku yang paling dalam sesaat setelah saya menginjakkan kaki di bumi Tassililu, kec. Sinjai Barat, kab. Sinjai. Lembah yang mengantarkan saya ke dalam sebuah pabrik pembentuk kepribadian. Gunung yang menjulangkan saya ke sebuah obsesi tanpa batas namun harus kumulai dari dasar jurangnya yang paling curam.
Kini, setelah kurang lebih lima belas tahun, setelah menapak sejak pijakan pertama dari dasar jurangnya maka sekarang telah mulai penanjakan dari kaki gunung yang paling tinggi, yaitu tantangan. Saat yang paling mengharuskan bagi saya, bagi saudara-saudara, bagi anak-anakku, dan bagi semua masyarakat Sinjai Barat untuk lebih bersemangat dan lebih menyiapkan fisik untuk tantangan yang sebenarnya.
Kita perlu bersatu dan saling membantu untuk mewujudkan generasi kita ke depan sebagai generasi yang mumpuni dan dapat bersaing di segala bidang. Seperti kata Bung Karno; Jangan sampai kita malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan karena kalau hal itu terjadi maka kita tidak akan pernah bertemu dengan kemajuan, selangkah pun.
Saya teringat dengan kata-kata William Feather bahwa cara untuk menjadi di depan adalah memulainya dari sekarang, tahun depan Anda akan tahu banyak hal yang sekarang Anda tidak ketahui dan Anda tidak akan mengetahui masa depan jika Anda menunggu-nunggu.
Kenapa demikian? Itu karena orang-orang hebat di bidang apapun, bukan bekerja karena mereka terinspirasi tetapi mereka menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka bekerja. Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk menunggu inspirasi, kata Ernest Newman.
Kata pepatah, Dimana Ada Pertemuan maka di Situ akan Ada Perpisahan. Walau ini hari bukanlah awal pertemuan kita namun saya merasa bahwa baru ini hari kita mulai bertemu dan saya berharap ini hari bukanlah perpisahan kita namun kita baru akan memulai pertemuan-pertemuan selanjutnya walau mungkin di tempat dan suasana yang berbeda.
Melalui kesempatan kali ini, saya mewakili keluarga saya, memohon maaf yang sebesar-besarnya dan sedalam-dalamnya atas apa yang pernah kami katakan, atas apa yang pernah kami perlihatkan, dan yang pernah kami perbuat, baik yang kami sengaja atau yang tidak kami sengaja, bilamana hal itu menimbulkan ketidaksenangan, menimbulkan kejengkelan, menimbulkan kebencian, atau bahkan menimbulkan kemarahan bagi saudara-saudara, bagi anak-anakku, dan bagi semua masyarakat di Kec. Sinjai Barat maka maafkanlah kami.
Secara pribadi, saya pun ingin menyampaikan bahwa hanya ini yang dapat kami lakukan, belumlah ada yang dapat kami perbuat dengan segudang keterbatasan dari secuil pengetahuan yang kami miliki. Saya hanya berharap bahwa sekiranya ada sesuatu yang baik dari kami, maka kami titipkan semua di sini. Namun sekiranya ada sesuatu yang kurang baik dari kami, maka biarlah hal itu kami bawa kembali untuk diperbaiki di kampung halaman kami.
Terlalu banyak kenangan yang telah terukir di sini sampai tangan kami tak mampu untuk menuliskan semuanya, bahkan untuk sekadar melisankannya pun sudah membuat lidah kami keluh. Terima kasih atas semuanya dan terima kasih atas segala bantuannya, kami tak bisa memberikan apa-apa kecuali mendoakan agar mendapat Ridha dari Allah SWT. Amin.
Selamat tinggal anak-anakku, selamat tinggal saudara-saudaraku, selamat tinggal semuanya. Wabillahi Taufik Wal Hidayah Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

2 komentar:

  1. PENGABDIAN SEORANG PENDIDIK YANG LUAR BIASA>>>>!!! terima kasih atas motivasi yang telah ayahanda torehkan kepada kami selama ini ,,,

    BalasHapus
  2. Pahlawan tampa tanda jasa, terima kasih Bapak Guru Kami dimana pun saat ini berada, dengan baktimu mengajar kami hingga kami bisa seperti ini. doa kami selalu agar bapak diberikan kesehatan dan kebahagiaan bersama keluarga. jgn ada kata berhenti untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

    BalasHapus